PENALARAN
1.
Pendahulan
Argumentasi adalah suatu bentuk retorika
yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu
percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis
atau pembaca. Argumentasi merupakan dasar yang paling fundamental dalam ilmu
pengentahuan. Dalam dunia ilmu pengetahuan, argumentasi itu tidak lain daripada
usaha untuk mengajukan bukti-bukti atau menentukan kemungkinan-kemungkinan
untuk menyatakan sikap atau pendapat mengenai suatu hal.
2.
Proposisi
Penalaran adalah suatu proses berpikir yang
berusaha menghubungkan hubungkan fakta-fakta yang diketahui menuju kepada suatu
kesimpulan. Penalaran bukan saja dapat dilakukan dengan mempergunakan
fakta-fakta yang masih berbentuk polos, tetapi dapat juga dilakukan dengan
kalimat-kalimat yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Kalimat tersebut dalam
hubungannya dengan proses berpikir tadi di sebut proposisi. Proposisi dapat
kita batasi sebagai pernyataan yang dapat dibuktikan kebenarannya atau dapat
ditolak karena kesalahan yang terkandung didalamnya.
3.
Inferensi dan Implikasi
Setiap preposisi mencerminkan dua macam
kemungkinan. Pertama, ia merupakan ucapan faktual sebagai akibat dari
pengalaman atau pengetahuan seseorang mengenai sesuatu hal. Kedua, proposisi
dapat juga merupakan pendapat atau kesimpulan seseorang mengenai satu hal. Kata
inferensi berasal dari kata Latin inferre yang berarti menarik kesimpulan. Kata implikasi juga berasal dari bahasa latin,
yaitu dari kata implicare yang berarti melibat ataumerangkum. Dalam logika, dan bidang ilmiah
lainnya, kata inferensi adalah kesimpulan yang
diturunkan dari apa yang ada atau dari fakta-fakta yang ada. Sedangkan implikasi adalah rangkuman, yaitu sesuatu
dianggap ada karena sudah dirangkum dalam fakta atau evidensi itu sendiri.
Banyak dari kesimpulan sebagai hasil dari proses berfikir yang logis harus
disusun dengan memperhatikan kemungkinan-kemungkinan yang tercakup dalam
evidensi, dan kesimpulan yang masuk akal berdasarkan implikasi.
4.
Wujud Evidensi
Unsur yang paling penting dalam suatu
tulisan argumentatif adalah evidensi.
Pada hakikatnya evidensi adalah semua fakta yang ada, semua kesaksian, semua
informasi, atau autoritas, dan sebagainya yang dihubung-hubungkan untuk
membuktikan suatu kebenaran. Fakta dalam kedudukan sebagai evidensi tidak boleh
dicampur-adukkan dengan apa yang dikenal dengan pernyataan danpenegasan. Pernyataan tidak berpengaruh
apa-apa pada evidensi, ia hanya sekedar menegaskan apakah suatu fakta itu benar
atau tidak. Fakta adalah sesuatu yang
sesungguhnya terjadi, atau sesuatu yang ada secara nyata.
5.
Cara Menguji Data
Supaya data dan informasi dapat dipergunakan
dalam penalaran data dan informasi itu harus merupakan fakta. Sebab itu perlu
diadakan pengujia-pengujian melalui cara-cara tertentu. Berikut ada beberapa
cara yang dapat dipergunakan untuk mengadakan pengujian tersebut.
a. Observasi
Fakta-fakta yang diajukan sebagai evidensi
mungkin belum memuaskan seorang pengarang atau penulis. Untuk lebih meyakinkan
dirinya sendiri dan sekaligus dapat menggunakannya sebaik-baiknya dalam usaha
meyakinkan para pembaca, maka diperlukan peninjauan atau observasi singkat
untuk mengecek data atau informasi itu.
b. Kesaksian
Keharusan menguji data dan informasi tidak
harus selalu dilakukan dengan observasi, untuk itu pengarang atau penulis dapat
melakukan pengujian dengan meminta kesaksian atau keterangan dari orang lain,
yang mengalami sendiri tentang persoalan itu.
c. Autoritas
Cara ketiga yang dapat digunakan untuk
menguji fakta ialah meminta pendapat dari suatu autoritas, yakni pendapat dari
seorang ahli, atau mereka yang menyelidiki fakta-fakta itu dengan cermat,
memperhatikan semua kesaksian, menilai semua fakta kemudian memberikan pendapat
mereka sesuai keahlian mereka dalam bidang itu.
6.
Cara Menguji fakta
Sebagai telah dikemukakan diatas, untuk
menetapkan apakah data dan informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta,
maka harus diadakan penelitian, apaka data dan informasi itu merupakan
kenyataan atau yang sungguh-sungguh terjadi. Pada tahap selanjutnya pengarang
atau penulis perlu mengadakan penilaian selanjutnya, guna memperkuat fakta yang
akan digunakan sehingga memperkuat kesimpulan yang akan diambil. Dengan kata lain,
perlu diadakannya seleksi untuk menentukan fakta mana yang akan dijadikan
evidensi.
a. Konsistensi
Dasar pertama yang dapat dipakai untuk
menetapkan fakta mana yang akan digunakan sebagai evidensi adalah kekonsistenan. Sebuah argumentasi akan kuat
dan mempunyai tenaga persuasif yang tinggi, kalau evidensi-evidensinya bersifat
konsisten, tidak ada satu evidensi bertentangan atau melemahkan evidensi
lainnya.
b. Koheresi
Dasar kedua yang dapat dipakai untuk
mengadakan penelitian fakta yang dapat dipergunakan sebagai evidensi adalah
masalah koherensi. Semua fakta yang akan digunakan
sebagai evidensi harus koheren dengan pengalaman-pengalaman
manusia, atau sesuai dengan sikap yang berlaku. Penulis harus dapat meyakinkan
para pembaca untuk dapat setuju, atau menerima fakta-fakta dan jalan pikiran
yang kemukakannya, maka secara konsekuen pula pembaca harus menerima hal lain,
yaitu konklusinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar