Sabtu, 03 November 2012


INDIVIDU KELUARGA DAN MASYARAKAT

Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang artinya yang tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas.
Pengertian Keluarga
Menurut Sigmund Freud keluarga itu terbentuk karena adanya perkawinan pria dan wanita.
Menurut Adler keluarga itu dibangun berdasarkan pada hasrat atau nafsu berkuasa.
Menurut Durkheim keluarga adalah lembaga sosial sebagai hasil-hasil faktor politik, ekonomi dan lingkungan.
Menurut Ki Hajar Dewantara keluarga adalah kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki.
Pengertian Masyarakat
Drs. JBAF Mayor Polak menyebut masyarakat (society) adalah wadah segenap antar hubungan sosial terdiri atas banyak sekali kolektiva-kolektiva serta kelompok dan tiap-tiap kelompok terdiri atas kelompok-kelompok lebih baik atau subkelompok.
Menurut Prof. M. M. Dojojodiguno tentang masyrakat adalah suatu kebulatan daripada segala perkembangan dalam hidup bersama antara manusia dengan manusia.
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU KELUARGA DAN MASYARAKAT
Makna Individu
Manusia adalah makhluk individu. Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-bagi, tidak dapat dipisah-pisahkan antara jiwa dan raganya. Pendapat lain bahwa manusia sebagai makhluk individu, tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi (individu) yang khas menurut corak kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan serta kelemahan-kelemahannya.
Makna Keluarga
Keluarga adalah merupakan kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan anak-anak.
Disini kita sebutkan 5 macam sifat terpenting, yaitu :
Hubungan suami-isteri.
Bentuk perkawinan di mana suami-isteri itu diadakan dan dipelihara.
Susunan nama-nama dan istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan.
Milik atau harga benda keluarga.
Pada umumnya keluarga itu tempat bersama / rumah bersama.
Makna Masyarakat
Seperti halnya dengan definisi sosiologi yang banyak jumlahnya kita dapati pula definisi-definisi tentang masyarakat yang juga tidak sedikit. Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya:
R. Linton : Setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu mengorganisasikan dirinya dan berpikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
M.J Herskovist : Kelompok individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu.
J.L Gillin dan J.P Gillin : kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan perasaan persatuan yang sama.
S.R Steinmetz : Kelompok manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang lebih kecil, yang mempunyai hubungan yang erat dan teratur.
Hasan Shadily : Golongan besar atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Kelompok manusia yang dimaksud di atas yang belum terorganisasikan mengalami proses fundamental, yaitu:
Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota.
Timbul perasaan berkelompok secara lambat laun atau lesprit de corps
Proses ini biasanya bekerja tanpa disadari dan diikuti oleh semua anggota kelompok dalam suasana trial dan error.
Mengingat definisi-definisi masyarakat tersebut di atas, maka dapat di ambil kesimpulan, bahwa masyarakat harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut:
Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak. Bukan pengumpulan binatang.
Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah tertentu.
Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju kepada kepentingan dan tujuan bersama.
Hal ini disebabkan manusia sejak lahir mempunyai 2 hasrat / keinginan, yaitu:
Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia lain disekelilingnya (yaitu masyarakat), ilmu sosial.
keinginan untuk menjadi satu dengan suasana sekelilingnya.
Menurut Ellwood, faktor-faktor yang menyebabkan manusia hidup bersama, adalah:
a. Dorongan untuk mencari makan.
b. Dorongan untuk mempertahankan diri.
c. Dorongan untuk melangsungkan jenis.
Jadi masyarakat itu dibentuk oleh individu-individu yang beradab dalam keadaan sadar. Individu-individu yang hilang ingatan, individu-individu yang fikirannya rusak, individu-individu type bertapa tidak dapat menjadi anggota masyarakat yang permanen, melainkan hanyalah kepada mereka yang benar-benar saling mengikatkan dirinya dengan individu-individu lainnya.
URBANISASI
Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Proses Terjadinya Urbanisasi
Ketika suatu daerah yang mempunyai daya tarik seperti fasilitas pendidikan, kesehatan, lalu adanya pekerjaan yang mendapatkan penghasilan yang cukup tinggi, maka bisa terjadilah proses urbanisasi.
Sumber
http://sudhew.wordpress.com/2008/09/12/foto-awal-pembentukan-embrio-kuda-hingga-kelahirannya

Fungsi Keluarga


Fungsi keluarga ialah memelihara, merawat dan melindungi anak dalam rangka sosialisasinya agar mereka mampu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
Fungsi Keluarga
Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yang sulit diubah dan digantikan oleh orang atau lembaga lain tetapi karena masyarakat sekarang ini telah mengalami perubahan, tidak menutup kemungkinan sebagian dari fungsi sosial keluarga tersebut mengalami perubahan. Dalam pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga tersebut akan banyak dipengaruhi oleh ikatan-ikatan dalam keluarga, hal ini sesuai dengan yang dikatakan MI Solaeman (1978:18) bahwa : “Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi yang pokok, yaitu fungsi-fungsi yang tidak bisa dirubah dan digantikan oleh orang lain, sedangkan fungsi-fungsi lain atau fungsi-fungsi sosial relatif lebih mudah berubah atau mengalami perubahan”.
Mengenal fungsi keluarga Abu Ahmadi (1991:247) mengemukakan bahwa tugas atau fungsi keluarga bukan merupakan fungsi yang tunggal tetapi jamak. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa fungsi kelurga adalah :
Menstabilkan situasi keluarga dalam arti stabilisasi situasi ekonomi keluarga
Mendidik
Pemelihara fisik dan psikis keluarga, termasuk disini kehidupan religius.
Mengenai fungsi keluarga, khususnya tanggung jawab orang tua terhadap anaknya Singgih P Gunarsa (1991:54) mengemukakan sebagai berikut : “Tanggung jawab orang tua ialah memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak baik dari sudut organis-Psikologis, antara lain makanan, maupun kebutuhan-kebutuhan psikis seperti kebutuhan-kebutuhan akan perkembangan, kebutuhan intelektual melalui pendidikan, kebutuhan rasa dikasihi, dimengerti dan rasa aman melalui perawatan asuhan ucapan-ucapan dan perlakuan”.
Dari konsep tersebut diterangkan bahwa diantaranya peran orang tua ini sangat penting sekali terhadap pemenuhan kebutuhan intelektual bagi anak melalui pendidikan.Hal ini merupakan tanggung jawab orang tua harus diberikan kepada anaknya sehingga orang tua ditekankan harus mengerti akan fungsi keluarga dan tentunya pemahaman tentang pendidikan. Ini harus benar-benar dirasakan oleh orang tua sampai mampu berkeinginan untuk melanjutkan sekolah anaknya ke yang lebih tinggi sehingga wawasan dan pemahaman anak bisa lebih luas.
Selain dari pendapat diatas mengenai fungsi keluarga ini menurut MI Soelaeman mengatakan sebagai berikut :
Fungsi Edukatif – Sebagai suatu unsur dari tingkat pusat pendidikan, merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi anak. Dalam kedudukn ini, adalah suatu kewajaran apabila kehidupan keluarga sehari-hari, pada saar-saat tertentu terjadi situasi pendidikan yang dihayati oleh anak dan diarahkan pada perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Fungsi Sosialisasi – Melalui interaksi dalam keluarg anak mempelajari pola-pola tingkahlaku, sikap, keyakinan, cita-cita serta nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka pengembangan kepribadiannya. Dalam rangka melaksanakan fungsi sosialisasi ini, keluarga mempunyai kedudukan sebagai penghubung antara anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial yang meliputi penerangan, penyaringan dan penafsiran ke dalam bahasa yang dimengerti oleh anak.
Fungsi protektif – Fungsi ini lebih menitik beratkan dan menekankan kepada rasa aman dan terlindungi apabila anak merasa aman dan terlindungi barulah anak dapat bebas melakukan penjajagan terhadap lingkungan.
Fungsi Afeksional – Yang dimaksud dengan fungsi afeksi adaslah adanya hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi. Anak biasanya mempunyai kepekaan tersendiri akan iklim-iklim emosional yang terdapat dalam keluarga kehangatan yang terpenting bagi perkembangan keperibadian anak
Fungsi Religius – Keluarga berkewajiban mmperkenalkan dan mengajak anak serta keluarga pada kehidupan beragama. Sehingga melalui pengenalan ini diharapkan keluarga dapat mendidik anak serta anggotanya menjadi manusia yang beragama sesuai dengan keyakinan keluarga tersebut.
Fungsi Ekonomis – Fungsi keluarga ini meliputi pencarian nafkah, perencanaan dan pembelanjaannya. Pelaksanaanya dilakukan oleh dan untuk semua anggota keluarga, sehingga akan menambah saling mengerti, solidaritas dan tanggung jawab bersama.
Fungsi Rekreatif – Suasana keluarga yang tentram dan damai diperlukan guna mengembalikan tenaga yang telah dikeluarkan dalam kehidupan sehari-hari
Fungsi Biologis – Fungsi ini berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis keluarga, diantaranya kebutuhan seksuil. Kebutuhan ini berhubungan dengan pengembangan keturunan atau keinginan untuk mendapatkan keturunan. Selain itu juga yang termasuk dalam fungsi biologis ini yaitu perlindungan fisik seperti kesehatan jasmani dan kebutuhan jasmani yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan dan papan akan mempengaruhi kepada jasmani setiap anggota keluarga.
Dari uraian mengenai fungsi-fungsi keluaga diatas, maka jelaslah bahwa fungsi-fungsi ini semuanya memegang peranan penting dalam keluarga, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan individu yang menjadi anggota keluarganya. Untuk itu dalam penerapannya hendaknya fungsi-fungsi tersebut berjalan secara seimbang, karena akan membantu keharmonisan serta kehidupan keluarga. Pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga ini disertai dengan suasana yang baik serta fasilitas yang memadai.

Penyebaran Agama Hindu di Indonesia


Masuknya agama Hindu ke Indonesia terjadi pada awal tahun Masehi, ini dapat diketahui dengan adanya bukti tertulis atau benda-benda purbakala pada abad ke 4 Masehi denngan diketemukannya tujuh buah Yupa peningalan kerajaan Kutai di Kalimantan Timur. Dari tujuh buah Yupa itu didapatkan keterangan mengenai kehidupan keagamaan pada waktu itu yang menyatakan bahwa: “Yupa itu didirikan untuk memperingati dan melaksanakan yadnya oleh Mulawarman”. Keterangan yang lain menyebutkan bahwa raja Mulawarman melakukan yadnya pada suatu tempat suci untuk memuja dewa Siwa. Tempat itu disebut dengan “Vaprakeswara”.
Masuknya agama Hindu ke Indonesia, menimbulkan pembaharuan yang besar, misalnya berakhirnya jaman prasejarah Indonesia, perubahan dari religi kuno ke dalam kehidupan beragama yang memuja Tuhan Yang Maha Esa dengan kitab Suci Veda dan juga munculnya kerajaan yang mengatur kehidupan suatu wilayah. Disamping di Kutai (Kalimantan Timur), agama Hindu juga berkembang di Jawa Barat mulai abad ke-5 dengan diketemukannya tujuh buah prasasti, yakni prasasti Ciaruteun, Kebonkopi, Jambu, Pasir Awi, Muara Cianten, Tugu dan Lebak. Semua prasasti tersebut berbahasa Sansekerta dan memakai huruf Pallawa.
Dari prassti-prassti itu didapatkan keterangan yang menyebutkan bahwa “Raja Purnawarman adalah Raja Tarumanegara beragama Hindu, Beliau adalah raja yang gagah berani dan lukisan tapak kakinya disamakan dengan tapak kaki Dewa Wisnu”
Bukti lain yang ditemukan di Jawa Barat adalah adanya perunggu di Cebuya yang menggunakan atribut Dewa Siwa dan diperkirakan dibuat pada masa Raja Tarumanegara. Berdasarkan data tersebut, maka jelas bahwa Raja Purnawarman adalah penganut agama Hindu dengan memuja Tri Murti sebagai manifestasi dari Tuhan Yang Maha Esa. Selanjutnya, agama Hindu berkembang pula di Jawa Tengah, yang dibuktikan adanya prasasti Tukmas di lereng gunung Merbabu. Prasasti ini berbahasa sansekerta memakai huruf Pallawa dan bertipe lebih muda dari prasasti Purnawarman. Prasasti ini yang menggunakan atribut Dewa Tri Murti, yaitu Trisula, Kendi, Cakra, Kapak dan Bunga Teratai Mekar, diperkirakan berasal dari tahun 650 Masehi.
Pernyataan lain juga disebutkan dalam prasasti Canggal, yang berbahasa sansekerta dan memakai huduf Pallawa. Prasasti Canggal dikeluarkan oleh Raja Sanjaya pada tahun 654 Caka (576 Masehi), dengan Candra Sengkala berbunyi: “Sruti indriya rasa”, Isinya memuat tentang pemujaan terhadap Dewa Siwa, Dewa Wisnu dan Dewa Brahma sebagai Tri Murti.
Adanya kelompok Candi Arjuna dan Candi Srikandi di dataran tinggi Dieng dekat Wonosobo dari abad ke-8 Masehi dan Candi Prambanan yang dihiasi dengan Arca Tri Murti yang didirikan pada tahun 856 Masehi, merupakan bukti pula adanya perkembangan Agama Hindu di Jawa Tengah. Disamping itu, agama Hindu berkembang juga di Jawa Timur, yang dibuktikan dengan ditemukannya prasasti Dinaya (Dinoyo) dekat Kota Malang berbahasa sansekerta dan memakai huruf Jawa Kuno. Isinya memuat tentang pelaksanaan upacara besar yang diadakan oleh Raja Dea Simha pada tahun 760 Masehi dan dilaksanakan oleh para ahli Veda, para Brahmana besar, para pendeta dan penduduk negeri. Dea Simha adalah salah satu raja dari kerajaan Kanjuruan. Candi Budut adalah bangunan suci yang terdapat di daerah Malang sebagai peninggalan tertua kerajaan Hindu di Jawa Timur.
Kemudian pada tahun 929-947 munculah Mpu Sendok dari dinasti Isana Wamsa dan bergelar Sri Isanottunggadewa, yang artinya raja yang sangat dimuliakan dan sebagai pemuja Dewa Siwa. Kemudian sebagai pengganti Mpu Sindok adalah Dharma Wangsa. Selanjutnya munculah Airlangga (yang memerintah kerajaan Sumedang tahun 1019-1042) yang juga adalah penganut Hindu yang setia.
Setelah dinasti Isana Wamsa, di Jawa Timur munculah kerajaan Kediri (tahun 1042-1222), sebagai pengemban agama Hindu. Pada masa kerajaan ini banyak muncul karya sastra Hindu, misalnya Kitab Smaradahana, Kitab Bharatayudha, Kitab Lubdhaka, Wrtasancaya dan kitab Kresnayana. Kemudian muncul kerajaan Singosari (tahun 1222-1292). Pada jaman kerajaan Singosari ini didirikanlah Candi Kidal, candi Jago dan candi Singosari sebagai sebagai peninggalan kehinduan pada jaman kerajaan Singosari.
Pada akhir abad ke-13 berakhirlah masa Singosari dan muncul kerajaan Majapahit, sebagai kerajaan besar meliputi seluruh Nusantara. Keemasan masa Majapahit merupakan masa gemilang kehidupan dan perkembangan Agama Hindu. Hal ini dapat dibuktikan dengan berdirinya candi Penataran, yaitu bangunan Suci Hindu terbesar di Jawa Timur disamping juga munculnya buku Negarakertagama.
Selanjutnya agama Hindu berkembang pula di Bali. Kedatangan agama Hindu di Bali diperkirakan pada abad ke-8. Hal ini disamping dapat dibuktikan dengan adanya prasasti-prasasti, juga adanya Arca Siwa dan Pura Putra Bhatara Desa Bedahulu, Gianyar. Arca ini bertipe sama dengan Arca Siwa di Dieng Jawa Timur, yang berasal dari abad ke-8.
Menurut uraian lontar-lontar di Bali, bahwa Mpu Kuturan sebagai pembaharu agama Hindu di Bali. Mpu Kuturan datang ke Bali pada abad ke-2, yakni pada masa pemerintahan Udayana. Pengaruh Mpu Kuturan di Bali cukup besar. Adanya sekte-sekte yang hidup pada jaman sebelumnya dapat disatukan dengan pemujaan melalui Khayangan Tiga. Khayangan Jagad, sad Khayangan dan Sanggah Kemulan sebagaimana termuat dalam Usama Dewa. Mulai abad inilah dimasyarakatkan adanya pemujaan Tri Murti di Pura Khayangan Tiga. Dan sebagai penghormatan atas jasa beliau dibuatlah pelinggih Menjangan Salwang. Beliau Moksa di Pura Silayukti.
Perkembangan agama Hindu selanjutnya, sejak ekspedisi Gajahmada  ke Bali (tahun 1343) sampai akhir abad ke-19 masih terjadi pembaharuan dalam teknis pengamalan ajaran agama. Dan pada masa Dalem Waturenggong, kehidupan agama Hindu mencapai jaman keemasan dengan datangnya Danghyang Nirartha (Dwijendra) ke Bali pada abad ke-16. Jasa beliau sangat besar dibidang sastra, agama, arsitektur. Demikian pula dibidang bangunan tempat suci, seperti Pura Rambut Siwi, Peti Tenget dan Dalem Gandamayu (Klungkung).
Perkembangan selanjutnya, setelah runtuhnya kerajaan-kerajaan di Bali pembinaan kehidupan keagamaan sempat mengalami kemunduran. Namun mulai tahun 1921 usaha pembinaan muncul dengan adanya Suita Gama Tirtha di Singaraja. Sara Poestaka tahun 1923 di Ubud Gianyar, Surya kanta tahun1925 di SIngaraja, Perhimpunan Tjatur Wangsa Durga Gama Hindu Bali tahun 1926 di Klungkung, Paruman Para Penandita tahun 1949 di Singaraja, Majelis Hinduisme tahun 1950 di Klungkung, Wiwadha Sastra Sabha tahun 1950 di Denpasar dan pada tanggal 23 Pebruari 1959 terbentuklah Majelis Agama Hindu. Kemudian pada tanggal 17-23 Nopember tahun 1961 umat Hindu berhasil menyelenggarakan Dharma Asrama para Sulinggih di Campuan Ubud yang menghasilkan piagam Campuan yang merupakan titik awal dan landasan pembinaan umat Hindu. Dan pada tahun 1964 (7 s.d 10 Oktober 1964), diadakan Mahasabha Hindu Bali dengan menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali dengan  menetapkan Majelis keagamaan bernama Parisada Hindu Bali, yang selanjutnya menjadi Parisada Hindu Dharma Indonesia.


Sumber : 1. http://kmhd.lk.ipb.ac.id/2010/11/06/sejarah-agama-hindu-di-indonesia/
                2. Buku Mari Belajar IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) untuk SMP/MTS kelas VII

Penyebaran Agama Islam di Indonesia


 A.   Awal Penyebaran islam
Awal pertumbuhan agma islam di Saudi Arabia dalam suasana kegelapan, kekacauan, ketidakteraturan, dan ketidakpastian, yang lazim di sebut dengan jaman jahiliyah.Tidak ada kepastian hukum yang dapat di pakai sebagai pedoman sehingga masyarakat kehilangan arah hidup dalam ketakutan, karena dimana-mana hanya akan di temui kekerasan dan kekejaman. Di tengah-tengah kegelapan itu, islam muncul yang di sebarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Meski mengalami banyak rintangan dan hambatan serta penderitaan lahir batin, Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama islam mulai usia 40 tahun sampai dengan wafatnya tahun 632 M, dalam usia 63 tahun. Saat beliau wafat, pengaruh islam sudah mengikuti hampir seluruh suku bangsa di wilayah Arab.
Sepeninggalan Nabi Muhammad SAW, kedudukuan beliau sebagai kepala pemerintahan di gantikan oleh orang-orang yang di beri gelar khalifah, yang artinya pengganti. Khulafa’ur Rasyidin adalah empat khalifah pertama sebagai pengganti Muhammad, yang di pandang sebagai pemimpin yang mendapat petunjuk dan patut di contoh. Mereka semua adalah sahabat dekat Nabi Muhammad SAW. Penerus kepemimpinan mereka bukan berdasarkan keturunan, suatu hal yg kemudian menjadi cirri-ciri kekhalifahan selanjutnya Khulafa’ur rasyidin, yaitu Khalifah Abubakar, Khalifah Umar, Khalifah Usman, dan Khalifah Ali. Di bawah kepemimpinan keempat khalifah tersebut, masyarakat muslim kemudian memperluas pengaruhnya ke seluruh dunia.

B.   Proses Masuk dan Berkembangnya Pengaruh Islam di Indonesia
Islam masuk ke indonesia akibat adanya perdangan dan pelayaran nternasional. Pada saat itu, jalu perdagangan internasional Tiur Tengah-IdiaMalaka-Cina merupakan satu-satunya jalur perdagangan Asia yang sangat ramai. Bersamaan dengan kesibukan perdagangan antar bangsa yang melewati Indonesia itulah, Islam masuk ke Indonesia.
Islam masuk ke Indonesia ketika sebagian masyarakatnya sudah memeluk agama Hindu atau Buddha,atau saat masyarakat masih memeluk kepercayaan asli, atau bahkan saat Hindu-Buddha, dan kepercayaan asli bercampur saling mempengaruhi. Namun yang jelas, Islam dating setelah Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia terlebih dahulu.
Penyebaran pengaruh Islam yg berasal dari jazirah Arab ke Asia dan benua lainnya, menimbulkan pusat-pusat agama Islam di kawasan tersebut, yang berperan sebagai pusat pemerintahan dan peradaban, juga berperan dalam penyebaran pengaruh islam ke wilayah sekitarnya. Indonesia telah mengadakan hubungan ekonomi, hubungan social dan hubungan politik dengan pusat-pusat Islam di Asia Selatan maupun pusat-pusat Islam lainnya.

C.  Peranan Pedagang dan Ulama dalam Perkembangan Islam di Indonesia
masuknya pengaruh islam ke Indonesia, tidak lepas dari peran pedagang dan para ulama terutama walisongo.

1.      Peranan pedagang
Para pedagang yang menjalin hubungan dagang dengan pedagang Indonesia tidak hanya pedagang Cina, tetapi juga pedagang India, Persia, Arab, Mesir, dan Turki. Di samping berdagang, mereka menyebarkan dan mengajarkan agama Islam di Indonesia. Pertama-tama tentunya adalah para pedagangnya, kemudian disebarluaskan kepada orang lain. Menurut Snouck Hurgronje, orang-orang Islam yang dating pertama dan menyebarkan agama Islam di Indonesia, tidak langsung dari negri Arab, melainkan melalui orang-orang Islam dari Gujarat (India).
Para pedagang mancanegara yang mendapat kesempatan langsung menjual dagangannya kepada penguasa setempat dan keluargannya, telah memperkenalkan ajaran Islam kepada mereka. Sifat terbuka para penguasa kerajaan merupakan kesempatan yg sangat baiklbagi pekembangannya islam di Indonesia. Juga karna kuatnya pengarih islam, raja-raja kecil di pesisir yang telah Islam berusaha melepaskan diri dari pusat pemerintahan yang masih beagama Hindu atau Budha. Bahkan kemudian mereka banyak yang menjadi penyebar agam Isalam di Indonesia.
Penyebaran agama Islam di Indonesia yang dilakukan oleh para pedagang secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
·         Mula-mula para pedagang berdatangan ke pusat-pusat perdagangan.
Kemudian mulai ada yang bertempat tinggal baik sementara maupun menetap.
·         Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang menjadi perkampungan muslim dari negri asing disebut pekojan.
·         Status social yang tinggi memudahkan mereka mengawini pribumi baik rakyat biasa maupun anak bangsawan.
·         Sebelum pernikahan calon isterinya di-Islam-kan dulu dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
·         Lambat laun berkembang perkampungan masyarakat dan kerajaan Islam.

2.      Peranan ulama
Agama Islam yang di perkenalkan kepada bangsa Indonesia mempunyai bentuk yang menunjukkan persamaan dengan alam pikiran yg telah dimiliki oleh orang-orang yg dulunya menganut agam Hindu Syiwa dan Buddha Mahayana. Hal ini menyebabkan ajaran Islam yang diperkrnalkan semakin mudah di mengerti dan dipahami.
Salah satu cara agar pemahaman tentang Islam mudah di terima oleh masyarakat adalah melalui gambaran-gambaran, tidak langsung pada inti pembahasan yg mungkin sulit di terima, antara lain melalui gending-gending Jawa,gending-gending dolanan, wayang kilit, dan hikayat. Dalam hal ini, pondok-pondok pesantren merupakan lembaga yang penting dalam penyebaran agam Islam. Pra santri yang telah keluar dari pesantren akan menjadi tokoh agama, menjadi kyai, dan mendirikan pesantren lagi. Demikian seterusnya sehingga semakin lama Islam semakin berkembang luas.
Proses awal penyebaran Isalam ke berbagai wilayah di Indonesia sebenarnya tidak lepas dari perjuangan dari para ulama yang terkenal dengan sebutan Wali Songo, sebuah forum musyawarah para wali yang jumlahnya Sembilan. Jika ada yang uzur selalu ada penggantinya sehingga jumlahnya tetap Sembilan.
Dakwah dan penyebaran Islam khususnya di pulau Jawa oleh Wali Songo, dilakukan secara damai, halus, dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat. Wali Songo yang sangat terkenal bagi masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:

a.      Maulana Malik Ibrahim








Beliau keturunan Arab berasal dari Turki. Datang ke Jawa Timur tahun 1379, meninggal tahun 1419, dan dimakamkan du Gersik. Selain menguasai ilmu-ilmu agama secara mendalam dan sempurna, Maulana Malik Ibrahim juga ahli dalam bidang tata Negara. Penyebaran Islam secara halus tidak menentang adat istiadat penduduk asli yang masih memeluk agama Hindu aataupun Buddha. Beliau melakukan dakwah di Pulau Jawa bagian timur.


b.      Sunan Ampel
Sunan Ampel berasal dari Jeumpa, Aceh, dengan nama kecil Raden Ahmad Ali Rahmatullah atau lebih dikenal dengan Raden Rahmat. Beliau dating ke Jawa pada tahun 1421 M, menggantikan Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 M.
Beliau mendirikan pesantren di Ampel Denta, Surabaya. Sunan Ampel juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak pada tahun 1479 dan merupakan salah seorang perencana bedirinya Kerajaan Islam Demak. Sunan Ampel dimakamkan di Ampel Surabaya.


c.       Sunan Drajat
Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel, lahir di Surabaya, dengan nama kecil Raden Qosim. Beliau pencipta Gending Pangkur dan penyebar Islam yang berjiwa social dan dermawan. Sunan Drajat di makamkan di daerah Lamongan.

d.      Sunan Bonang
Sunan Bonang adalah putra Suanan Ampel, lahir di Surabaya tahun 1465, dengan nama kecil Raden Makdum. Suanan Bonang wafat tahun 1525 dan di makamkan di Tuban. Beliau pencipta Gending Durma.




e.       Sunan Giri
Syekh Maulana Ainun Yakin, dengan nama kecilnya Raden Paku adalah putra Syekh Maulana Ishak yang mendirikan pesantren di Giri, sehingga lebih popular dengan sebutan Suan Giri. Sunan Giri menyebarkan agama Islam tidak hanya di Jawa, tetapi juga ke pulau-pulau sekitar Jawa Timur, bahkan sampai Maluku. Beberapa Kyai dari Giri diundang ke Maluku untuk menjadi guru-guru agama. Sunan Giri adalah pencipta Gending Asmaradana dan Gendin Puncung. Beliau pencipta permainan anak-anak yang berjiwa Islam, seperti Ilir-ilir, Jamuran, dan Cublak-cublak Suweng.


f.       Sunan Kalijaga
Nama kecilnya Raden Mas Syahid. Beliau lahir di Tuban Jawa Timur, sebagai putra Tumenggung SahurWilatikta Adipati Tuban. Beliau adalah seorang wali, mubalig, pejuang, pujangga, dan filsuf yang berjiwa besar. Beliau menyiarkan agama Islam melalui cerita wayang. Sunan Kalijaga di makamkan di Kadilagu, dekat Demak.


 g.      Sunan Kudus
Nama kecil Sunan Kudus adalah Sayyid Ja’far Shodiq berasal dari palestina. Beliau datang ke Jawa pada tahun 1436 M. daerah penyebaran Islam di pesisir Jawa Tengah. Beliau seorang pujangga, pandai mengarang, pencipta Gending Mas Kumambang dan Gending Mijil. Pernah jadi Senapati Kerajaan Islam Demak.


 h.      Sunan Muria
Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said atau Raden Said.Beliau adalah putra Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya Raden Umar Said. Seperti ayahnya, dalam berdakwah beliau menggunakan cara halus, ibarat mengambil ikan tidak sampai mengeruhkan airnya. Itulah cara yang ditempuh untuk menyiarkan agama Islam di sekitar Gunung Muria. Tempat tinggal beliau di gunung Muria yang salah satu puncaknya bernama Colo. Letaknya di sebelah utara kota Kudus. Menurut Solichim Salam, sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata. Beliaulah satu-satunya wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan Islam. Dan beliau pula yang menciptakan tembang Sinom dan Kinanti.


i.        Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati bernama Syarif Hidayatullah, lahir sekitar 1450. Ayah beliau adalah Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar. Jamaluddin Akbar adalah seorang Muballigh dan Musafir besar dari Gujarat, India yang sangat dikenal sebagai Syekh Mawlana Akbar bagi kaum Sufi di tanah air. Syekh Mawlana Akbar adalah putra Ahmad Jalal Syah putra Abdullah Khan putra Abdul Malik putra Alwi putra Syekh Muhammad Shahib Mirbath, ulama besar di Hadramawt, Yaman yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah melalui cucu beliau Imam Husayn.