Sabtu, 03 November 2012

Penyebaran Agama Islam di Indonesia


 A.   Awal Penyebaran islam
Awal pertumbuhan agma islam di Saudi Arabia dalam suasana kegelapan, kekacauan, ketidakteraturan, dan ketidakpastian, yang lazim di sebut dengan jaman jahiliyah.Tidak ada kepastian hukum yang dapat di pakai sebagai pedoman sehingga masyarakat kehilangan arah hidup dalam ketakutan, karena dimana-mana hanya akan di temui kekerasan dan kekejaman. Di tengah-tengah kegelapan itu, islam muncul yang di sebarkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Meski mengalami banyak rintangan dan hambatan serta penderitaan lahir batin, Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama islam mulai usia 40 tahun sampai dengan wafatnya tahun 632 M, dalam usia 63 tahun. Saat beliau wafat, pengaruh islam sudah mengikuti hampir seluruh suku bangsa di wilayah Arab.
Sepeninggalan Nabi Muhammad SAW, kedudukuan beliau sebagai kepala pemerintahan di gantikan oleh orang-orang yang di beri gelar khalifah, yang artinya pengganti. Khulafa’ur Rasyidin adalah empat khalifah pertama sebagai pengganti Muhammad, yang di pandang sebagai pemimpin yang mendapat petunjuk dan patut di contoh. Mereka semua adalah sahabat dekat Nabi Muhammad SAW. Penerus kepemimpinan mereka bukan berdasarkan keturunan, suatu hal yg kemudian menjadi cirri-ciri kekhalifahan selanjutnya Khulafa’ur rasyidin, yaitu Khalifah Abubakar, Khalifah Umar, Khalifah Usman, dan Khalifah Ali. Di bawah kepemimpinan keempat khalifah tersebut, masyarakat muslim kemudian memperluas pengaruhnya ke seluruh dunia.

B.   Proses Masuk dan Berkembangnya Pengaruh Islam di Indonesia
Islam masuk ke indonesia akibat adanya perdangan dan pelayaran nternasional. Pada saat itu, jalu perdagangan internasional Tiur Tengah-IdiaMalaka-Cina merupakan satu-satunya jalur perdagangan Asia yang sangat ramai. Bersamaan dengan kesibukan perdagangan antar bangsa yang melewati Indonesia itulah, Islam masuk ke Indonesia.
Islam masuk ke Indonesia ketika sebagian masyarakatnya sudah memeluk agama Hindu atau Buddha,atau saat masyarakat masih memeluk kepercayaan asli, atau bahkan saat Hindu-Buddha, dan kepercayaan asli bercampur saling mempengaruhi. Namun yang jelas, Islam dating setelah Hindu dan Buddha masuk ke Indonesia terlebih dahulu.
Penyebaran pengaruh Islam yg berasal dari jazirah Arab ke Asia dan benua lainnya, menimbulkan pusat-pusat agama Islam di kawasan tersebut, yang berperan sebagai pusat pemerintahan dan peradaban, juga berperan dalam penyebaran pengaruh islam ke wilayah sekitarnya. Indonesia telah mengadakan hubungan ekonomi, hubungan social dan hubungan politik dengan pusat-pusat Islam di Asia Selatan maupun pusat-pusat Islam lainnya.

C.  Peranan Pedagang dan Ulama dalam Perkembangan Islam di Indonesia
masuknya pengaruh islam ke Indonesia, tidak lepas dari peran pedagang dan para ulama terutama walisongo.

1.      Peranan pedagang
Para pedagang yang menjalin hubungan dagang dengan pedagang Indonesia tidak hanya pedagang Cina, tetapi juga pedagang India, Persia, Arab, Mesir, dan Turki. Di samping berdagang, mereka menyebarkan dan mengajarkan agama Islam di Indonesia. Pertama-tama tentunya adalah para pedagangnya, kemudian disebarluaskan kepada orang lain. Menurut Snouck Hurgronje, orang-orang Islam yang dating pertama dan menyebarkan agama Islam di Indonesia, tidak langsung dari negri Arab, melainkan melalui orang-orang Islam dari Gujarat (India).
Para pedagang mancanegara yang mendapat kesempatan langsung menjual dagangannya kepada penguasa setempat dan keluargannya, telah memperkenalkan ajaran Islam kepada mereka. Sifat terbuka para penguasa kerajaan merupakan kesempatan yg sangat baiklbagi pekembangannya islam di Indonesia. Juga karna kuatnya pengarih islam, raja-raja kecil di pesisir yang telah Islam berusaha melepaskan diri dari pusat pemerintahan yang masih beagama Hindu atau Budha. Bahkan kemudian mereka banyak yang menjadi penyebar agam Isalam di Indonesia.
Penyebaran agama Islam di Indonesia yang dilakukan oleh para pedagang secara umum dapat digambarkan sebagai berikut:
·         Mula-mula para pedagang berdatangan ke pusat-pusat perdagangan.
Kemudian mulai ada yang bertempat tinggal baik sementara maupun menetap.
·         Lambat laun tempat tinggal mereka berkembang menjadi perkampungan muslim dari negri asing disebut pekojan.
·         Status social yang tinggi memudahkan mereka mengawini pribumi baik rakyat biasa maupun anak bangsawan.
·         Sebelum pernikahan calon isterinya di-Islam-kan dulu dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.
·         Lambat laun berkembang perkampungan masyarakat dan kerajaan Islam.

2.      Peranan ulama
Agama Islam yang di perkenalkan kepada bangsa Indonesia mempunyai bentuk yang menunjukkan persamaan dengan alam pikiran yg telah dimiliki oleh orang-orang yg dulunya menganut agam Hindu Syiwa dan Buddha Mahayana. Hal ini menyebabkan ajaran Islam yang diperkrnalkan semakin mudah di mengerti dan dipahami.
Salah satu cara agar pemahaman tentang Islam mudah di terima oleh masyarakat adalah melalui gambaran-gambaran, tidak langsung pada inti pembahasan yg mungkin sulit di terima, antara lain melalui gending-gending Jawa,gending-gending dolanan, wayang kilit, dan hikayat. Dalam hal ini, pondok-pondok pesantren merupakan lembaga yang penting dalam penyebaran agam Islam. Pra santri yang telah keluar dari pesantren akan menjadi tokoh agama, menjadi kyai, dan mendirikan pesantren lagi. Demikian seterusnya sehingga semakin lama Islam semakin berkembang luas.
Proses awal penyebaran Isalam ke berbagai wilayah di Indonesia sebenarnya tidak lepas dari perjuangan dari para ulama yang terkenal dengan sebutan Wali Songo, sebuah forum musyawarah para wali yang jumlahnya Sembilan. Jika ada yang uzur selalu ada penggantinya sehingga jumlahnya tetap Sembilan.
Dakwah dan penyebaran Islam khususnya di pulau Jawa oleh Wali Songo, dilakukan secara damai, halus, dan disesuaikan dengan keadaan masyarakat setempat. Wali Songo yang sangat terkenal bagi masyarakat Indonesia adalah sebagai berikut:

a.      Maulana Malik Ibrahim








Beliau keturunan Arab berasal dari Turki. Datang ke Jawa Timur tahun 1379, meninggal tahun 1419, dan dimakamkan du Gersik. Selain menguasai ilmu-ilmu agama secara mendalam dan sempurna, Maulana Malik Ibrahim juga ahli dalam bidang tata Negara. Penyebaran Islam secara halus tidak menentang adat istiadat penduduk asli yang masih memeluk agama Hindu aataupun Buddha. Beliau melakukan dakwah di Pulau Jawa bagian timur.


b.      Sunan Ampel
Sunan Ampel berasal dari Jeumpa, Aceh, dengan nama kecil Raden Ahmad Ali Rahmatullah atau lebih dikenal dengan Raden Rahmat. Beliau dating ke Jawa pada tahun 1421 M, menggantikan Maulana Malik Ibrahim yang wafat pada tahun 1419 M.
Beliau mendirikan pesantren di Ampel Denta, Surabaya. Sunan Ampel juga ikut mendirikan Masjid Agung Demak pada tahun 1479 dan merupakan salah seorang perencana bedirinya Kerajaan Islam Demak. Sunan Ampel dimakamkan di Ampel Surabaya.


c.       Sunan Drajat
Sunan Drajat adalah putra Sunan Ampel, lahir di Surabaya, dengan nama kecil Raden Qosim. Beliau pencipta Gending Pangkur dan penyebar Islam yang berjiwa social dan dermawan. Sunan Drajat di makamkan di daerah Lamongan.

d.      Sunan Bonang
Sunan Bonang adalah putra Suanan Ampel, lahir di Surabaya tahun 1465, dengan nama kecil Raden Makdum. Suanan Bonang wafat tahun 1525 dan di makamkan di Tuban. Beliau pencipta Gending Durma.




e.       Sunan Giri
Syekh Maulana Ainun Yakin, dengan nama kecilnya Raden Paku adalah putra Syekh Maulana Ishak yang mendirikan pesantren di Giri, sehingga lebih popular dengan sebutan Suan Giri. Sunan Giri menyebarkan agama Islam tidak hanya di Jawa, tetapi juga ke pulau-pulau sekitar Jawa Timur, bahkan sampai Maluku. Beberapa Kyai dari Giri diundang ke Maluku untuk menjadi guru-guru agama. Sunan Giri adalah pencipta Gending Asmaradana dan Gendin Puncung. Beliau pencipta permainan anak-anak yang berjiwa Islam, seperti Ilir-ilir, Jamuran, dan Cublak-cublak Suweng.


f.       Sunan Kalijaga
Nama kecilnya Raden Mas Syahid. Beliau lahir di Tuban Jawa Timur, sebagai putra Tumenggung SahurWilatikta Adipati Tuban. Beliau adalah seorang wali, mubalig, pejuang, pujangga, dan filsuf yang berjiwa besar. Beliau menyiarkan agama Islam melalui cerita wayang. Sunan Kalijaga di makamkan di Kadilagu, dekat Demak.


 g.      Sunan Kudus
Nama kecil Sunan Kudus adalah Sayyid Ja’far Shodiq berasal dari palestina. Beliau datang ke Jawa pada tahun 1436 M. daerah penyebaran Islam di pesisir Jawa Tengah. Beliau seorang pujangga, pandai mengarang, pencipta Gending Mas Kumambang dan Gending Mijil. Pernah jadi Senapati Kerajaan Islam Demak.


 h.      Sunan Muria
Sunan Muria dilahirkan dengan nama Raden Umar Said atau Raden Said.Beliau adalah putra Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh. Nama aslinya Raden Umar Said. Seperti ayahnya, dalam berdakwah beliau menggunakan cara halus, ibarat mengambil ikan tidak sampai mengeruhkan airnya. Itulah cara yang ditempuh untuk menyiarkan agama Islam di sekitar Gunung Muria. Tempat tinggal beliau di gunung Muria yang salah satu puncaknya bernama Colo. Letaknya di sebelah utara kota Kudus. Menurut Solichim Salam, sasaran dakwah beliau adalah para pedagang, nelayan, pelaut dan rakyat jelata. Beliaulah satu-satunya wali yang tetap mempertahankan kesenian gamelan dan wayang sebagai alat dakwah untuk menyampaikan Islam. Dan beliau pula yang menciptakan tembang Sinom dan Kinanti.


i.        Sunan Gunung Jati
Sunan Gunung Jati bernama Syarif Hidayatullah, lahir sekitar 1450. Ayah beliau adalah Syarif Abdullah bin Nur Alam bin Jamaluddin Akbar. Jamaluddin Akbar adalah seorang Muballigh dan Musafir besar dari Gujarat, India yang sangat dikenal sebagai Syekh Mawlana Akbar bagi kaum Sufi di tanah air. Syekh Mawlana Akbar adalah putra Ahmad Jalal Syah putra Abdullah Khan putra Abdul Malik putra Alwi putra Syekh Muhammad Shahib Mirbath, ulama besar di Hadramawt, Yaman yang silsilahnya sampai kepada Rasulullah melalui cucu beliau Imam Husayn.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar